Sabtu, 08 Agustus 2009

LAZIO,masa lalu,masa kini, dan esok

LAZIO, masa lalu, masa kini, dan esok


Tepat 9 Januari 2009 Lazio genap 109 tahun, apa yang telah dicapai Lazio merupakan hasil dari sebuah evolusi tim biru langit, kini menghadapi tantangan kedepan Lazio membutuhkan kembali mental juara dan rasa patriot sejati yang jelas hilang setelah masa keemasan Lazio di akhir 90-an dan awal tahun 2000.

inilah sekilas sejarah LAZIO :

SS Lazio (Societa' Sportiva Lazio) adalah satu dari dua klub sepakbola besar di Kota Roma, Italia. dengan kostum kebanggan berwarna biru langit.

Di dirikan pada tanggal 9 Januri 1900 oleh 9 orang dengan diketuai oleh Luigi Bigirarelli, dengan nama "Societa' Podistica Lazio" yang awalnya untuk olahraga balap. Dua tahun kemudian, di tahun 1902, Bruno Seghettini, staff dari Racing Club Paris, mengenalkan olah raga sepakbola kepada tim Lazio. Mereka akhirnya memulia mengenalkan Sepakbola di kota Roma dan membuat Klub Lazio, dan mereka tak terkalahkan. bahkan mereka ikut serta dalam Turnamen Nasional.

Di tahun 30-an, Lazio memiliki Penyerang terbaik Italia dalam sejarah sepakbola, Silvio Piola, yang sampai saat ini rekornya belum terkalahkan dengan 143 gol.Gelar pertama Lazio datang pada tahun 1958 dengan Pelatih Bernardini dan kapten Lovati Lazio merengkuh Piala Coppa, terima kasih pada Prini atas golnya di final saat melawan Fiorentina.


Gelar yang paling ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, 16 tahun kemudian tepatnya di musim 1973/1974 Lazio menggapai scudetto untuk pertama kalinya, dua tahun setelah Lazio kembali ke seri-A setelah sempat mencicipi seri-B. Skuad Lazio saat itu adalah : Pulici, Petrelli, Martini, Wilson, Oddi, Nanni, Garleaschelli, Re Cecconi, Chinaglia, Frustalupi dan D'Amico.

Masa keemasan Lazio adalah saat Lazio di pegang oleh Sergio Cragnotti yang memegang Lazio sejak 1992 yang menginvestasi puluhan milyar, ditangannya Lazio menjelma menjadi salah satu klub elit di Italia dan Eropa.

Di musim 1997/1998, Cragnotti dengan Pelatih Sven Goran Ericksson memulai era baru Lazio dengan membeli beberapa pemain dengan mental juara seperti, Almeyda, Mancini dan Jugovic dipadu dengan pemain bintang binaan Lazio Alessandro Nesta namun harus mengorbankan seorang kapten Lazio yaitu Giuseppe "Beppe" Signori dan hasilnya Lazio memenangkan gelar Coppa Italia untuk kedua kali dengan mengkandaskan Milan pada tanggal 29 April 1998.

Tim yang ditangani Erickson hampir saja kembali merengkuh gelar lainnya, yaitu Piala UEFA. Sayangnya Lazio harus kandas oleh Inter Milan yang saat itu masih di bela Ronaldo pada 6 Mei 1998.

Musim berikutnya, 1998/99, dimulai pada 29 Agustus 1998 dengan hadirnya para pemain berkelas yaitu Salas, Vieri, Mihajlovic, dan pemain muda Stankovic Lazio menambah koleksi gelar juara dengan merengkuh Supercoppa dan di kota Milan Lazio membalaskan dendam atas Inter dengan mengalahkan Inter di Final Coppa Italia. Saat itu pula Lazio menjadi penguasa abadi atas Piala Winner berkat gola dari Vieri dan Pavel Nedved.

Musim 1999/2000, musim yang tak mungkin terlupakan, Lazio dipenuhi oleh beberapa pemain baru berlabel bintang meski Vieri harus meninggalkan Lazio, namun Cragnotti mendatangkan Veron, Sensini, Simeone dan Simone Inzaghi. kemudian di bulan Desember Fabrizio Ravanelli datang dari Olimpic Marseile.

Saat itulah Lazio mengguncang Eropa, dan menorehkan tinta emas dengan mengalahkan Manchester United lewat gol Marcelo Salas yang masuk menggantikan Simone Inzaghi yang cedera setelah disikut Stam dan meraih gelar Piala Super Eropa.





Lazio belum berhenti membuat kejutan, Scudetto mampu diraih dan menjadi prestasi terbesar di masa keemasan Lazio. Ditambah lagi Lazio saat itu merengkuh scudetto dengan pencapaian prestasi yang sangat luar biasa, saat itu Lazio tertinggal 10 poin dengan hanya tersisa 8 pertandingan dari Pemuncak klasemen Juventus suatu sejarah baru sebuah tim dengan jarak begitu besar mampu mengejar dan menjadi Scudetto sekaligus mematahkan dominasi Milan (5 Scudetto) Juve (3) di 8 musim terakhir.


Lazio yang harus meraih penuh di pertandingan akhir mampu meraih poin penuh dengan mengkaghajar Reggina 3-0 lewat gol Simone Inzaghi dari titik putih disusul Veron juga dari penalti dan terakhir Simeone melengkapi kemenangan Lazio di Olimpico. Sementara di Perugia partai Perugia vs Juve di tunda karena cuaca buruk.

Hari itu Para Laziale memang sangat mengharap keajaiban datang setelah sebelumnya Laziale merasa dirugikan karena Juventus seperti mendapatkan bantuan dari wasit. Karena dipartai sebelumnya saat Juventus versus Parma wasit menganulir gol Fabio Cannavaro ke gawang Juventus yang jelas-jelas sah.

Para Laziale meluapkan kemarahan dan menjadikan hari itu hari kematian sepakbola italia. para penggemar Lazio itu meminta diadakan Playoff antara Lazio dan Juventus atau perang. Namun sejarah berkata lain Juventus harus rela melepas scudetto ke kota Roma setelah dikalahkan oleh Perugia 0 - 1 lewat gol Alessandro Calori.

Kota Roma berubah jadi lautan biru langit saat itu juga, gemuruh di stadion Olimpico meledak setelah hasil Perugia vs Juventus tersiar memperlihatkan bagaimana bahagianya para Laziale saat itu, para pemain Lazio ikut serta dalam berpesta scudetto di tribun penonton. sementara Carlo Ancelotti pelatih dari Juventus saat itu berkomentar "sore hari yang aneh ini akan selalu teringat untuk waktu yang lama". Musim berikutnya Lazio masih memperlihatkan taji dengan kembali menghajar Intermilan di Supercoppa Italia pada 9 September 2000. sebelum akhirnya sang pelatih Erickson memilih mundur dari kursi kepelatihan.

Tahun 2002 menjadi akhir dari masa Lazio bersama Cragnotti setelah kebangkrutan yang dialami Cirio membuat Lazio terjerumus kelubang kehancuran. satu persatu pemain bintang Lazio meninggalkan klub yang saat itu sedang kesusahan. Bahkan maskot Lazio sang kapten Nesta harus menyeberang ke kota Milan setelah memutuskan untuk pindah ke AC. Milan.


Musim 2003/2004 dibawah kepelatihan Roberto Mancini Lazio sempat kembali meraih gelar Coppa Italia, setelah mengalahkan Juventus dengan agrerat 4-2. Masa-masa kesulitan makin menjadi setelah Lazio di putuskan bersalah dalam kasus Calciopoli dan mendapat hukuman pengurangan poin.

Tahun 2004 Lotito resmi mengambil alih Lazio, Presiden baru Lazio ini memiliki hasrat besar untuk mengembalikan kejayaan Lazio.

Musim 2008/2009 Lazio banyak berbenah Lotito memiliki keinginan untuk membuat stadion khusus untuk Lazio dan meregenerasi skuad Lazio, pemain seperti Zarate dipinjam dari Klub Al-Sadd dan bermain gemilang di seri-A, duetnya Pandev juga tak kalah bersinar, musim ini Pandev memperlihatkan kelasnya dan membuat banyak klub meliriknya. Bersama Delio Rossi yang masih dipercaya Lotito untuk melatih Lazio, semoga Lazio dapat kembali mengepakkan sayapnya dan meraih tahta tertinggi seri-A yaitu Scudetto.

LAZIO,masa lalu,masa kini, dan esok

LAZIO, masa lalu, masa kini, dan esok


Tepat 9 Januari 2009 Lazio genap 109 tahun, apa yang telah dicapai Lazio merupakan hasil dari sebuah evolusi tim biru langit, kini menghadapi tantangan kedepan Lazio membutuhkan kembali mental juara dan rasa patriot sejati yang jelas hilang setelah masa keemasan Lazio di akhir 90-an dan awal tahun 2000.

inilah sekilas sejarah LAZIO :

SS Lazio (Societa' Sportiva Lazio) adalah satu dari dua klub sepakbola besar di Kota Roma, Italia. dengan kostum kebanggan berwarna biru langit.

Di dirikan pada tanggal 9 Januri 1900 oleh 9 orang dengan diketuai oleh Luigi Bigirarelli, dengan nama "Societa' Podistica Lazio" yang awalnya untuk olahraga balap. Dua tahun kemudian, di tahun 1902, Bruno Seghettini, staff dari Racing Club Paris, mengenalkan olah raga sepakbola kepada tim Lazio. Mereka akhirnya memulia mengenalkan Sepakbola di kota Roma dan membuat Klub Lazio, dan mereka tak terkalahkan. bahkan mereka ikut serta dalam Turnamen Nasional.

Di tahun 30-an, Lazio memiliki Penyerang terbaik Italia dalam sejarah sepakbola, Silvio Piola, yang sampai saat ini rekornya belum terkalahkan dengan 143 gol.Gelar pertama Lazio datang pada tahun 1958 dengan Pelatih Bernardini dan kapten Lovati Lazio merengkuh Piala Coppa, terima kasih pada Prini atas golnya di final saat melawan Fiorentina.


Gelar yang paling ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, 16 tahun kemudian tepatnya di musim 1973/1974 Lazio menggapai scudetto untuk pertama kalinya, dua tahun setelah Lazio kembali ke seri-A setelah sempat mencicipi seri-B. Skuad Lazio saat itu adalah : Pulici, Petrelli, Martini, Wilson, Oddi, Nanni, Garleaschelli, Re Cecconi, Chinaglia, Frustalupi dan D'Amico.

Masa keemasan Lazio adalah saat Lazio di pegang oleh Sergio Cragnotti yang memegang Lazio sejak 1992 yang menginvestasi puluhan milyar, ditangannya Lazio menjelma menjadi salah satu klub elit di Italia dan Eropa.

Di musim 1997/1998, Cragnotti dengan Pelatih Sven Goran Ericksson memulai era baru Lazio dengan membeli beberapa pemain dengan mental juara seperti, Almeyda, Mancini dan Jugovic dipadu dengan pemain bintang binaan Lazio Alessandro Nesta namun harus mengorbankan seorang kapten Lazio yaitu Giuseppe "Beppe" Signori dan hasilnya Lazio memenangkan gelar Coppa Italia untuk kedua kali dengan mengkandaskan Milan pada tanggal 29 April 1998.

Tim yang ditangani Erickson hampir saja kembali merengkuh gelar lainnya, yaitu Piala UEFA. Sayangnya Lazio harus kandas oleh Inter Milan yang saat itu masih di bela Ronaldo pada 6 Mei 1998.

Musim berikutnya, 1998/99, dimulai pada 29 Agustus 1998 dengan hadirnya para pemain berkelas yaitu Salas, Vieri, Mihajlovic, dan pemain muda Stankovic Lazio menambah koleksi gelar juara dengan merengkuh Supercoppa dan di kota Milan Lazio membalaskan dendam atas Inter dengan mengalahkan Inter di Final Coppa Italia. Saat itu pula Lazio menjadi penguasa abadi atas Piala Winner berkat gola dari Vieri dan Pavel Nedved.

Musim 1999/2000, musim yang tak mungkin terlupakan, Lazio dipenuhi oleh beberapa pemain baru berlabel bintang meski Vieri harus meninggalkan Lazio, namun Cragnotti mendatangkan Veron, Sensini, Simeone dan Simone Inzaghi. kemudian di bulan Desember Fabrizio Ravanelli datang dari Olimpic Marseile.

Saat itulah Lazio mengguncang Eropa, dan menorehkan tinta emas dengan mengalahkan Manchester United lewat gol Marcelo Salas yang masuk menggantikan Simone Inzaghi yang cedera setelah disikut Stam dan meraih gelar Piala Super Eropa.





Lazio belum berhenti membuat kejutan, Scudetto mampu diraih dan menjadi prestasi terbesar di masa keemasan Lazio. Ditambah lagi Lazio saat itu merengkuh scudetto dengan pencapaian prestasi yang sangat luar biasa, saat itu Lazio tertinggal 10 poin dengan hanya tersisa 8 pertandingan dari Pemuncak klasemen Juventus suatu sejarah baru sebuah tim dengan jarak begitu besar mampu mengejar dan menjadi Scudetto sekaligus mematahkan dominasi Milan (5 Scudetto) Juve (3) di 8 musim terakhir.


Lazio yang harus meraih penuh di pertandingan akhir mampu meraih poin penuh dengan mengkaghajar Reggina 3-0 lewat gol Simone Inzaghi dari titik putih disusul Veron juga dari penalti dan terakhir Simeone melengkapi kemenangan Lazio di Olimpico. Sementara di Perugia partai Perugia vs Juve di tunda karena cuaca buruk.

Hari itu Para Laziale memang sangat mengharap keajaiban datang setelah sebelumnya Laziale merasa dirugikan karena Juventus seperti mendapatkan bantuan dari wasit. Karena dipartai sebelumnya saat Juventus versus Parma wasit menganulir gol Fabio Cannavaro ke gawang Juventus yang jelas-jelas sah.

Para Laziale meluapkan kemarahan dan menjadikan hari itu hari kematian sepakbola italia. para penggemar Lazio itu meminta diadakan Playoff antara Lazio dan Juventus atau perang. Namun sejarah berkata lain Juventus harus rela melepas scudetto ke kota Roma setelah dikalahkan oleh Perugia 0 - 1 lewat gol Alessandro Calori.

Kota Roma berubah jadi lautan biru langit saat itu juga, gemuruh di stadion Olimpico meledak setelah hasil Perugia vs Juventus tersiar memperlihatkan bagaimana bahagianya para Laziale saat itu, para pemain Lazio ikut serta dalam berpesta scudetto di tribun penonton. sementara Carlo Ancelotti pelatih dari Juventus saat itu berkomentar "sore hari yang aneh ini akan selalu teringat untuk waktu yang lama". Musim berikutnya Lazio masih memperlihatkan taji dengan kembali menghajar Intermilan di Supercoppa Italia pada 9 September 2000. sebelum akhirnya sang pelatih Erickson memilih mundur dari kursi kepelatihan.

Tahun 2002 menjadi akhir dari masa Lazio bersama Cragnotti setelah kebangkrutan yang dialami Cirio membuat Lazio terjerumus kelubang kehancuran. satu persatu pemain bintang Lazio meninggalkan klub yang saat itu sedang kesusahan. Bahkan maskot Lazio sang kapten Nesta harus menyeberang ke kota Milan setelah memutuskan untuk pindah ke AC. Milan.


Musim 2003/2004 dibawah kepelatihan Roberto Mancini Lazio sempat kembali meraih gelar Coppa Italia, setelah mengalahkan Juventus dengan agrerat 4-2. Masa-masa kesulitan makin menjadi setelah Lazio di putuskan bersalah dalam kasus Calciopoli dan mendapat hukuman pengurangan poin.

Tahun 2004 Lotito resmi mengambil alih Lazio, Presiden baru Lazio ini memiliki hasrat besar untuk mengembalikan kejayaan Lazio.

Musim 2008/2009 Lazio banyak berbenah Lotito memiliki keinginan untuk membuat stadion khusus untuk Lazio dan meregenerasi skuad Lazio, pemain seperti Zarate dipinjam dari Klub Al-Sadd dan bermain gemilang di seri-A, duetnya Pandev juga tak kalah bersinar, musim ini Pandev memperlihatkan kelasnya dan membuat banyak klub meliriknya. Bersama Delio Rossi yang masih dipercaya Lotito untuk melatih Lazio, semoga Lazio dapat kembali mengepakkan sayapnya dan meraih tahta tertinggi seri-A yaitu Scudetto.forza laziooooo!!!

PIALA SUPER ITALIA 2009/2010

AP Photo/Alexander F. Yuan
Pemain Lazio, Matuzalem, mendapat kartu kuning dari wasit setelah menekel pemain Inter Milan, Lucio, pada pertandingan Piala Super Italia di Stadion Olimpiade China di Beijing, Sabtu (8/8).
Lazio Permalukan Inter

Minggu, 9 Agustus 2009 | 03:46 WIB

BEIJING, SABTU - Juara Serie A Italia, Inter Milan, mengawali musim 2009/2010 kurang meyakinkan setelah dipukul Lazio 1-2 (0-0) dalam laga Piala Super Italia di Bird’s Nest, Beijing, China, Sabtu (8/8). Striker Samuel Eto’o mencetak gol, tetapi Inter gagal mengejar dua gol Lazio.

Inter tertinggal lebih dulu 0-2 lewat gol-gol yang tercipta hanya berselang dua menit oleh gelandang Matuzalem pada menit ke-61 dan striker Tommaso Rocchi pada menit ke-63. Samuel Eto’o berusaha memperkecil ketinggalan dua gol itu pada menit ke-75. Namun, dalam 15 menit terakhir ia dan rekan-rekannya gagal menambah gol.

Lazio adalah juara Copa Italia. Piala Super Italia, yang mempertemukan juara Serie A dan juara Copa Italia serta menjadi ajang pembuka kompetisi musim 2009/2010, digelar di Stadion Bird’s Nest, tempat upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008.

Laga itu menjadi ajang olahraga pertama di stadion tersebut, sekaligus ulang tahun pertama upacara pembukaan olimpiade. Sekitar 65.000 penonton menyaksikan langsung dan membuat suasana riuh rendah, mengingatkan suasana serupa saat upacara pembukaan Olimpiade Beijing yang sangat spektakuler.

Empat debutan

Pada pertandingan ini, Pelatih Inter Jose Mourinho langsung menurunkan empat pemain baru timnya, yakni duet striker Eto’o dan Diego Milito, gelandang Thiago Motta, serta bek tengah Lucio. Mereka memperagakan permainan bola antarkaki yang menawan, tetapi serangan pertama ke gawang justru dilancarkan Lazio lewat tendangan kaki kiri Mauro Zarate.

Duet Eto’o dan Milito menjanjikan di awal. Lucio juga nyaris membobol gawang Lazio ketika menerima sepak pojok gelandang Esteban Cambiasso dengan sundulan, tetapi dapat diblok kiper Fernando Muslera, 10 menit menjelang turun minum.

Dejan Stankovic, Muntari, Eto’o, dan Milito memiliki peluang. Di babak kedua, Inter terlihat akan mengendalikan permainan, tetapi mereka dikejutkan oleh gol gelandang Lazio asal Brasil, Matuzalem, pada menit ke-61.

Berawal dari tendangan bebas Rocchi yang melewati pagar betis, bola ceplosan Matuzalem sempat diblok kiper Julio Cesar, tetapi dimanfaatkan Matuzalem dengan dagunya dan gol. Pesta kegembiraan pemain Lazio belum berakhir ketika Rocchi kembali menjebol gawang Inter dengan tendangan mencongkel.

Gol pertama Eto’o

Setelah tertinggal 0-2, Pelatih Mourinho memasukkan gelandang Patrick Vieira dan striker Mario Balotelli. Keputusan itu membuahkan hasil melalui Eto’o, yang mencetak gol pertama untuk Inter pada menit ke-75.

Sepuluh menit kemudian, Milito mengira menyamakan skor 2-2, tetapi wasit menganulir gol itu karena dia dalam posisi offside. Penampilan Muslera pada pertandingan itu cemerlang.

Beberapa kali ia menyelamatkan gawang timnya, yang membuat frustrasi pemain-pemain Inter. Bagi Lazio, gelar dari Piala Super Italia itu mendongkrak semangat mereka tampil di Serie A yang akan dimulai 22 Agustus mendatang.FORZA LAZIOOOOO


Inter:
Julio Cesar, Maicon, Chivu, Lucio, Javier Zanetti, Motta ('69 Vieira), Cambiasso, Muntari, Stankovic ('69 Balotelli), Eto'o, Milito

Lazio:
Muslera, Lichtsteiner, Siviglia, Diakite, Kolarov, Mauri, Baronio ('53 Dabo), Brocchi ('72 Cruz), Matuzalem ('80 Cribari), Rocchi, Zarate


Kamis, 06 Agustus 2009

ROMA MERDA







tante nita yang buas



Cerita sex dengan tante nita. Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat. Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan.
Setelah “hunting” yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama. Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Nita rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran. Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita…. “Doni, kamu masih ada kuliah hari ini?”, tanya Tante Nita suatu hari. “Enggak tante…” “Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?” “Oh, bisa tante…” Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Nita. Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang Om Rahmat yang semakin jarang di rumah. “Om Rahmat itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana…” “Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga,” kataku mencoba menghibur. “Ah..Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om.” Tiba-tiba tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut, “Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki… tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli.” Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum.

Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Nita tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi. “Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil. “Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” kataku sambil mengangguk. Aku mulai merasa Tante Nita menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti. Setelah sampai di rumah, Tante Nita langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Nita sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias. “Doni sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante Nita mulai manja. Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Nita secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Nita sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya. “Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Nita dan mulai memijit daerah punggungnya. “Tante, bagian mana yang sakit…” tanyaku berlagak polos. “Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Doni pijit ya…” kata Tante Nita sambil tersenyum nakal. Aku terus memijit punggung Tante Nita, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting ikuti saja naluri… “Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” kataku sambil mengelus pundaknya.

Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Nita sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante Nita bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita. Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun… sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku. “Mmhh… Doni… kamu nakal ya…” katanya. “Tapi tante suka khan…?” “Mmhh.. terusin Don… terusin… tante suka sekali.” Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Nita. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Nita. Kukecup leher Tante Nita dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini. “Tante seksi sekali…” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah. “Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Don… lihat tuh burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante Nita sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas. Aku mulai menjilati payudara Tante Nita sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Nita tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku. Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Nita. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah.

Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Nita. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah. “Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya. “Aduuh.. Donii… enak sekali sayang… iya sayang… yang itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Nita mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku. “Doni.. Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh… sayaaang… Doniiii…. terus jilat itu Don… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…” bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya. Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan. “Doni.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini…” katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Nita, kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku. “Doni sayang… sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya…” katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Nita. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali…. “Tante… Doni pengen masukin ke punya tante… ” kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Nita mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya. “Terserah Doni sayang… keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante… tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini….” Perlahan kurebahkan Tante Nita disebelahku, Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah.

Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Nita yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu…. Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, “Doni sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap…” Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum….. “Ini pengalaman pertama ya Don….” “Iya tante….” jawabku malu-malu. “Tenang aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang penisku. Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan…masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah…. sensasinya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita, aah.. nikmatnya. “Aaahh…Donii.. eemh…” Tante Nita berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 40 tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya…. Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Nita juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar…. Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa… maklumlah ini pengalaman pertamaku… kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme. “Tante…Doni sudah hampir keluar…. aaah…uuh…” kataku berusaha keras menahan diri. “Terusin aja Don… kita barengan yaa…. tante juga udah mau keluar… aahh… Doni… tusuk yang kuat Don… tusuk sampai ujung sayang… mmhh….” Kata-kata Tante Nita membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya. “Aduuh…Doni udah nggak tahan lagi…” aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita. Sementara itu Tante Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua. “Ayoo Don… tante juga mau…ahhhh…ahhh kamu ganas sekali……. aaaahhh…. Doniii…. sekarang Don…. keluarin sekarang Don… tante udah nggak tahan…mmmhhh”. Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.

Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat… “Tante…aaaa…aaaagh….Doni keluaaaar…..aagh..” aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Nita. Bersamaan dengan itu Tante Nitapun mengalami puncak orgasmenya, “Doniii…. aduuuh……tante jugaa….aaaah… I’m cumming honey… aaaahh…..aah….” Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Nita. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa…. aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya. Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Nita. Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum padaku, “Gimana sayang…enak?” katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya. “Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali “making-love”. Soalnya waktu “fore-play” tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don…?” Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat. “Sudah siap lagi sayang…? Sekarang tante mau di atas ya…?” katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Nita duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat. “Aahh…Doni… penismu sampai ke ujung… uuh…. mmhh… aahhh” katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Nita terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah.

Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya… seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol… “Doni… tante sudah mau keluar lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…” “Ayoo tante… Doni juga udah nggak tahan…” Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan… Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar… Tante Nita seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya. Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Nita, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang “horny” dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Nita yang “horny”, dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta. Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rahmat pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku.

Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita. Pernah suatu malam setelah Om Rahmat berangkat keluar kota, Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Nita belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Nita menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah. “Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu. Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat “horny”, tanpa banyak basa-basi dan “foreplay” lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Nita diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Nita membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Nita diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Nita. Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Nita yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima

tanteku yg kesepian


Cerita Sex Dewasa - Aku di foto dan di setubuhi keponakanku. Namaku Ida. Usiaku di tahun 2007 ini adalah 34 tahun. Walaupun aku bukan termasuk cewek yang cantik, teman-temanku sering mengatakan kalau aku ini termasuk cewek yang menarik. Rambutku lurus berwarna hitam dengan panjang mencapai punggungku. Tubuhku yang sedikit berisi menyebabkan payudaraku menyesuaikan diri sehingga aku mengenakan bra nomor 36B untuk membungkus kedua payudaraku itu. Vaginaku dihiasi oleh bulu-bulu yang indah walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Aku tinggal sendirian di rumahku yang terletak di kota Surabaya ini karena sampai saat ini aku masih belum menikah. Walaupun demikian, kehidupan seks yang aku jalani sangat indah karena aku selalu mendapatkan cara untuk memuaskan hasratku.

Pada suatu hari Minggu siang minggu ke tiga bulan September 2007, aku di telepon oleh keponakanku yang bernama Alex saat aku sedang membaca email yang masuk di da_kulthida@yahoo.com milikku.. Usianya 16 tahun dan berwajah lumayan tampan.
“Halo, tante Ida .. ?”, katanya dari seberang telepon.
“Iya, siapa ini .. ?, tanyaku.
“Alex, tante ..”
“Oh.. kenapa, Lex ?”
“Tante, kalau boleh Alex mau minta bantuan tante.”
“Bantuan apa ?”
“Boleh tidak kalau tante jadi model untuk Alex foto ?”
“Buat apa kamu foto-foto tante ?”
“Cuma iseng aja kok ..”
Aku mengerti dengan keinginannya ini. Alex sedang menekuni hobi fotografi sehingga tentu saja dia mencari-cari apa saja yang bisa di foto olehnya.
“Boleh saja..”, kataku.
“Terima kasih tante. Saya akan datang sebentar lagi. Kira-kira 10 menit lagi sampai. Kita foto-foto di rumah tante saja.”
“Oke, kalau gitu. Tante tunggu, ya …”

Aku menutup telepon itu dan segera menuju ke kamar tidurku untuk mengambil pakaian agar aku dapat menutupi tubuhku yang saat ini hanya sedang memakai celana dalam berwarna putih saja. Jika aku sendirian di rumah, aku memang biasanya selalu dalam keadaan setengah telanjang atau telanjang bulat. Bila ada yang hendak datang, baru aku mencari pakaian untuk menutupi tubuhku itu. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak aku berumur 27 tahun yaitu sejak aku tinggal sendirian di rumah itu. Di dalam kamar tidurku, aku tidak langsung menuju lemari pakaian. Aku memutuskan untuk membubuhkan sedikit make up ke wajahku sebab Alex akan memakaiku sebagai model untuk fotonya dan aku ingin tampil sedikit menarik di depan kameranya. Setelah selesai memakai make up, dari dalam lemari pakaian aku mengambil sebuah rok terusan tanpa lengan berwarna putih dengan strip biru yang panjangnya sedikit di atas lututku. Tanpa memakai bra lagi, aku segera memakai rok itu dan merapikannya sebelum akhirnya aku mengikatkan ikat pinggang putih yang menjadi bagian dari rok itu.

Baru saja saat aku selesai mengenakan pakaianku, aku mendengar bel pintu berbunyi. Dengan melangkah sedikit cepat, aku keluar dari kamar tidurku dan segera menuju pintu depan untuk membuka pintu. Rupanya Alex sudah tiba di rumahku.
“Halo tante.. Tante kelihatan cantik“, katanya sambil tersenyum.
“Tentu saja. Kan mau jadi model.. ayo, masuk.. ”, kataku sambil tersenyum pula.
Alex segera melangkah masuk ke rumahku. Aku segera menutup pintu depan dan kemudian mengajaknya ke ruang tengah. Sesampainya kami di ruang itu, Alex berkata,
“Kita bisa mulai tante ?”
“Oh, bisa saja .. kamu mau di mana ?”, tanyaku.
“Bagaimana kalau di teman belakang rumah tante ?”
“Ok..”
Kami kemudian menuju ke taman belakang rumahku. Taman belakang rumahku termasuk cukup luas dan memiliki tatanan yang cukup bagus serta dikelilingi oleh pagar tembok yang cukup tinggi sehingga tidak ada orang yang bisa melihat ke dalam tamanku ini. Sesampainya kami di taman ini, Alex mulai mengeluarkan kamera digitalnya dan memulai kegiatannya. Alex bertindak sebagai fotografer sekaligus pengarah gaya. Setelah beberapa lama, akhirnya kami hampir selesai.
“Tante, ini foto yang terakhir. Aku minta tante berdiri membelakangiku. Saat aku memberikan aba-aba, tolong tante berputar menghadapku. Tolong jangan berputar terlalu cepat. Biasa saja.. “, katanya.
Aku melakukan apa yang seperti dia katakan dan dia menjepretku. Akhirnya kegiatan kami sudah selesai dan kami tinggal melihat hasilnya. Alex segera memindahkan foto-foto tersebut dari memory card ke dalam laptop yang dibawanya. Setelah selesai, aku dan Alex bersama-sama memeriksa hasil fotonya. Foto yang terakhir membuatku agak terkejut, sebab di dalam foto itu terlihat bahwa ternyata saat aku berputar, rokku tersibak dan celana dalamku yang berwarna putih terlihat dengan jelas. Selain itu, tanpa aku sadari ternyata bagian dada dari bajuku menjadi longgar karena beberapa kali bergaya sehingga sebagian payudaraku terlihat tidak tertutup, bahkan puting payudaraku telihat samar-samar dari baliknya. Saat aku melihat keponakanku, wajahnya terlihat datar saja. Rupanya dia sudah tahu kalau hasilnya bakal begini.
“Foto ini paling bagus”, katanya.
“Tapi celana dalam tante kelihatan ..”, kataku.
“Justru di sini bagusnya. Tante kelihatan seksi sekali..”
Aku tersenyum saja. Walaupun sedikit merasa malu, aku menyukai fotoku yang terakhir itu juga.
“Lex, tante minta copy dari file gambar yang terakhir ini..”, kataku
“Oke..”, katanya.

Setelah kegiatan kami berakhir, Alex tidak langsung pulang. Kami kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa untuk berbincang-bincang. Selama berbincang-bincang, Alex terus menatap bagian dadaku yang sejak tadi menampakan sebagian payudaraku seperti di dalam foto karena aku lupa untuk membetulkannya. Saat aku menyadari hal itu, aku tidak berusaha untuk menutupinya. Ada perasaan senang yang menjalari tubuhku. Setelah beberapa lama, akhirnya aku berkata,
“Lex, kenapa melihat dada tante terus ?”
Alex sedikit terkejut. Dia menoleh ke tempat lain sambil menjawab,
“Ngak ada apa-apa, kok tante..”
Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku sangat suka kalau dia melihatku seperti itu.
“Lex, kalau kamu suka, kamu boleh melihatnya lagi kok”, kataku.
Tanpa menunggu tanggapan dari Alex, aku melebarkan bagian dada bajuku sehingga kali ini kedua payudaraku dapat terlihat dengan jelas. Alex yang mendapat pemandangan seperti itu segera saja melotot dan melahap kedua payudaraku dengan pandangan yang penuh minat. Aku yang melihatnya seperti itu tersenyum dan membiarkan Alex untuk menjelajahi dadaku dengan pandangannya.

Akhirnya Alex menjadi tidak tahan. Dia bertanya kepadaku,
“Tante, bolehkah Alex memegangnya ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.Tanpa membuang waktu lagi, Alex segera menggapai kedua payudaraku dengan tangannya dan mulai meremas-remas serta mempermainkan putingnya. Kontan saja aku menjadi terangsang. Kubaringkan tubuhku ke atas sofa dan kupejamkan mataku untuk menikmati sensasinya. Setelah agak lama, tanpa permisi lagi Alex mulai menciumi dan menjilati kedua payudaraku. Aku terus saja memejamkan mata dan menikmati setiap rangsangan di payudaraku. Tubuhku ikut memberikan reaksi terhadap rangsangan itu. Aku merasakan cairan kewanitaanku mulai mengalir dan membasahi vaginaku. Setelah beberapa lama, tanganku mulai membuka pakaian Alex. Sambil terus menciumi dan menjilati kedua payudaraku, Alex membantuku membuka bajunya sehingga dalam sekejab Alex berada dalam keadaan telanjang bulat. Penisnya terlihat berdiri tegak karena sudah pasti dia juga dalam keadaan terangsang. Untuk sementara, dia melampiaskan nafsunya kepada kedua payudaraku. Aku tidak mau ketinggalan. Kujulurkan tanganku untuk menggapai penisnya. Setelah penisnya berada di dalam genggamanku, aku mulai memainkan penisnya pula.

Setelah beberapa saat lamanya, Alex melepaskan bibirnya dari payudaraku dan berkata,
“Tante, kalau boleh aku juga ingin melihat memek tante”
Mendengar permintaannya ini aku segera berdiri dan mengangkat rokku dengan tanganku sehingga sekali lagi aku memamerkan celana dalam putihku kepadanya.
“Kamu buka sendiri celana dalam tante”, kataku.
Alex segera berjongkok di depanku dan dengan tangan yang agak gemetar meraih celana dalamku. Dengan perlahan-lahan namun pasti, celana dalamku melorot turun dan sedikit demi sedikit memperlihatkan rambut vaginaku sampai akhirnya keseluruhan vaginaku tidak lagi ditutupi oleh celana dalam putihku. Vaginaku terlihat sedikit basah oleh karena cairan kewanitaaanku. Alex membiarkan celana dalam putihku tersangkut di bagian lututku dan mulai meraba vaginaku.
“Tante, ini indah sekali”, katanya sambil membelai rambut vaginaku dengan lembut.
Aku diam saja dan kembali merasakan rangsangan yang kali ini berpindah dari payudara ke vaginaku. Dengan jarinya, Alex menyodok-nyodok liang vaginaku sehingga jarinya dibasahi oleh cairan kewanitaanku. Setelah Alex menjilati jari-jarinya itu sampai semua cairan kewanitaanku yang menempel di jarinya habis, dia kembali menyodok-nyodokan jarinya di liang vaginaku lagi. Dia melakukan hal itu berkali-kali . Kelihatannya dia sangat menikmati cairan kewanitaanku. Sambil menusuk-nusuk liang vaginaku, jari-jarinya yang lain memainkan klitorisku. Rangsangan yang aku rasakan menjadi semakin hebat. Di saat aku merasakan tubuhku menjadi semakin lemas, aku segera membaringkan diriku di atas sofa karena rangsangan menjadi semakin kuat. Tak henti-hentinya mulutku mendesah-desah karena merasa nikmat. Setelah puas meraba vaginaku, Alex mulai menciumi dan menjilati vaginaku. Kali ini rangsangan terasa semakin dashyat. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendesah dan meremas-remas kedua payudaraku sendiri sementara Alex terus saja menciumi dan menjilati vaginaku.

Aku yang sudah dalam keadaan sangat terangsang akhirnya mulai tidak tahan.
“Lex, buka pakaian tante sampai tante telanjang bulat ..”, kataku sambil mendesah-desah.
Alex tidak menjawab, tetapi tangannya mulai membuka ikat pinggang rokku dan tidak lama kemudian aku sudah berada dalam keadaan telanjang. Tidak lupa Alex meloloskan celana dalam putihku yang dari tadi tergantung di kedua lututku sehingga tidak ada selembar benangpun yang tersisa di tubuhku. Alex terdiam sejenak dan memandangi tubuhku yang dalam keadaan polos tanpa pakaian.
“Tante cantik sekali. Tubuh tante bagus dan sexy”, katanya.
Aku tersenyum dan berkata,
“Kalau kamu suka, kamu boleh menyetubuhi tante. Tante mau berhubungan intim dengan kamu, kok..”
Dengan tersenyum, Alex kemudian membuka kedua kakiku dan memposisikan penisnya di depan vaginaku. Dengan satu hentakan lembut, seluruh penisnya terbenam ke dalam vaginaku yang diikuti oleh teriakan tertahanku karena merasakan kenikmatan. Setelah itu, Alex mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya menyodok-nyodok di dalam lubang vaginaku. Cairan kewanitaanku turut memberikan andil dalam membantu penis Alex agar meluncur maju mundur dengan mudah dalam liang vaginaku ini. Kami berdua mendesah-desah karena nikmat. Dalam posisi ini, aku mengalami orgasme berkali-kali sambil diiringi erangan-erangan dari bibirku.

Setelah beberapa saat, Alex menarik penisnya dan memberikan isyarat agar aku menungging. Aku menurut saja. Kuputar badanku dan kutunggingkan pantatku di depannya. Sedetik kemudian, aku merasakan penisnya masuk kembali ke dalam liang vaginaku dan mulai menyodok-nyodok lagi. Rupanya Alex melakukan doggy style kali ini. Sekali lagi aku terjebak dalam dashyatnya kenikmatan berhubungan intim. Beberapa kali aku merasakan orgasme yang luar biasa sebelum akhirnya aku mendengar erangan kenikmatan dari bibir Alex yang disertai dengan semburan spermanya di dalam rahimku yang menandakan bahwa akhirnya Alex telah mencapai kenikmatan puncak pula. Sperma Alex terasa hangat di dalam rahimku. Setelah menyemburkan spermanya, Alex mencabut penisnya. Aku merasa bahwa ada sedikit sperma yang meleleh keluar dari liang vaginaku dan membasahi vaginaku bagian luar saat penisnya tercabut. Segera saja aku menjulurkan jari-jariku ke vaginaku dan mengambil lelehan sperma yang mengalir turun. Setelah jari-jariku berlumuran sperma Alex, aku membersihkan jari-jariku dengan menjilat-jilat sperma yang melekatinya. Rasa sperma yang khas selalu membuat aku senang. Setelah itu, Aku membalikkan badanku yang dalam keadaan telanjang menghadapnya terlentang. Sisa sperma Alex yang sudah tinggal sedikit masih terlihat menempel di vaginaku bagian luar. Alex kemudian merebahkan dirinya di atas badanku dan memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Sambil berpelukan dalam keadaan telajang bulat, kami saling berciuman bibir dengan mesra untuk beberapa saat lamanya. Perasaan yang nikmat masih tersisa di antara kami.

Akhirnya setelah beberapa saat, kami memperoleh kekuatan kami kembali. Kami segera bangkit dari pembaringan dan mulai memunguti pakaian kami yang tercecer di mana-mana. Aku segera mengenakan kembali celana dalam putih dan rokku. Setelah selesai berpakaian, kami kembali duduk di sofa dan berbincang.
“Tante, tadi enak sekali. Tante memang nikmat”, katanya.
Aku tersenyum saja dan lalu berkata,
“Kamu juga hebat. Kamu belajar dari mana ? Usiamu kan baru 16 tahun, tapi kok kayaknya kamu sudah sering melakukan hubungan seks ?”
“Ah, tante. Alex ini sudah sering melakukannya sama mama di rumah..”
Aku sangat terkejut mendengarnya. Rupanya selain aku, kakakku juga melakukan incest dengan anaknya sendiri. Tapi hal ini membuat aku sedikit lega sebab setidaknya kakakku tidak akan mempermasalahkan hubungan seksku dengan anaknya bila dia sendiri juga melakukannya.
“Terus, mana yang lebih enak ? Mamamu atau tante ini ?”
Alex tersenyum sambil berkata,
“Kalian berdua sama-sama enak, kok.. tapi kalau disuruh memilih, Alex masih lebih suka melakukannya dengan tante soalnya tante lebih cantik dari mama, sih..”
“Apa kamu sering melakukan dengan mamamu ?”
“Kalau papa ngak ada di rumah aja”
Aku diam saja kali ini. Beberapa saat kemudian Alex berkata,
“Tante, Alex mau pamit.”
“Sudah mau pulang ?”
“Iya, tante.”
“Ya, sudah kalau gitu. Hati-hati di jalan, ya..”
“Ok.. Oh ya, lain kali Alex masih boleh memotret tante ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.
“Tentu saja, kalau mau pose yang agak nakal tante bersedia kok”, kataku.
“Bayarannya pakai ‘itu’ ya ..”
Kali ini aku tertawa.
“Apa saja, deh..”
Alex melangkah pergi sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya dan memandang dia mengendarai mobilnya sampai menghilang dari pandanganku sebelum akhirnya aku menutup pintu rumahku dan menguncinya. Hari ini merupakan hari yang sungguh menggembirakan bagiku karena aku memperoleh satu cara lagi untuk memuaskan hasratku

kakak iparku yang pendiam

menaklukkan kakak ipar. Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah.

Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami. Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.
Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.
Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.
“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.
“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.
“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.
Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.
Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.
Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.
Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”
“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.
Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.
Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.
“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.
Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.
“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas

Rabu, 05 Agustus 2009

profil Lichtsteiner

Nama lengkap: Stephan Lichtsteiner
Date of birth: January 16, 1984 (age 25) Tanggal lahir: 16 Januari 1984 (umur 25)
Place of birth: Adligenswil, Switzerland Tempat lahir: Adligenswil, Swiss
Height: 1.81 m Tinggi: 1,81 m
Playing position: Right back Memutar posisi: Right kembali
Shirt Number: 2 Shirt Jumlah: 2
Career to date: Karir untuk tanggal:
2001 until 2005 - Grasshoppers - 79 appearances (4 goals) 2001 sampai 2005 - Grasshoppers - 79 kelihatannya (4 gol)
2005 until 2008 - Lille - 89 appearances (5 goals) 2005 sampai 2008 - Lille - 89 kelihatannya (5 gol)
2008 until Present - Lazio - 33 appearances (1 awesome DERBY Goal!) 2008 sampai Present - Lazio - 33 kelihatannya (1 Derby Tujuan awesome!)


Stephan started his senior career at Swiss club, Grasshoppers. Stephan memulai karir nya senior di klub Swiss, Grasshoppers. The Swiss International made a total of 79 appearances for his club and netting 4 goals in the interim. Swiss International dibuat total 79 penampilan untuk klub dan kelambu 4 tujuan di interim. Following several great seasons for the Grasshoppers, he and another 4 other Swiss internationals all made their way over to the French Ligue 1 in the 2005/06 season, with Lichti securing a move to Lille. Setelah beberapa musim besar untuk Grasshoppers, dia dan lain lain 4 Swiss internasionalnya semua dibuat lebih mengarah ke Ligue 1 Perancis pada musim 2005/06, dengan Lichti mendapatkan pindah ke Lille. During Stephan's 2 great years with the French outfit, he made a total of 89 appearances, and this time going one better and netting a total of 5 goals. Selama Stephan besar dari 2 tahun dengan pakaian Perancis, ia membuat total 89 penampilan, dan kali ini akan lebih baik dan satu kelambu total 5 gol. It was through his time at Lille that one club in particular stood up and took notice of the young Swiss and wasted no time in securing his services either…. Ia melalui waktu di salah satu klub yang Lille khususnya berdiri dan mengambil pemberitahuan dari Swiss muda dan tidak disia-siakan waktu dalam pengamanan yang baik ... layanan.


On the 16th July, 2008 Stephan signed his services over to none other than SS Lazio. Pada 16 Juli, 2008 Stephan menandatangani nya ke layanan none selain SS Lazio. Little was known about the Swiss International (who at the time was replacing another Swiss player - Valon Behrami) and Lotito was, as always, heavily critised by Lazio fans for letting Behrami go and replacing him with an unknown player. Sedikit dikenal tentang Swiss International (yang pada saat itu adalah menggantikan lain Swiss player - Valon Behrami) dan telah Lotito, seperti biasa, sangat critised oleh fans Lazio untuk memberitahu Behrami pergi dan mengganti dia dengan pemain yang tidak dikenal. It took Lichti no time at all to settle in to life at Lazio and if his main objective was to win over the fans as soon as possible, then mission accomplished. Butuh waktu Lichti tidak ada waktu untuk menyelesaikan semua di dalam hidup di Lazio dan jika dia adalah tujuan utama untuk menang atas fans sesegera mungkin, maka misi tercapai.

Since Stephan has started playing for the Biancoceleste he has become some sort of an icon and fan favorite. Stephan telah dimulai sejak bermain untuk Biancoceleste ia telah menjadi beberapa jenis kipas angin dan sebuah ikon favorit. He was nick named “Forest Gump” by the fans and famous Lazio commentator, Guido De Angelis, which come about from his non-stop running up and down the pitch from the first second until the very last. Dia bernama nick "Forest Gump" oleh fans Lazio dan komentator terkenal, Guido De Angelis, yang terjadi dari non-stop berjalan naik dan turun di pitch pertama dari kedua sampai sangat terakhir. His goal against Rioma in the deby has also done his reputation wonders with the Biancoceleste faithful, which I am sure will not be forgotten in a hurry. Nya terhadap tujuan rioma dalam Deby juga telah dilakukan-Nya keajaiban dengan reputasi Biancoceleste setia, yang saya yakin tidak akan terlupakan dalam buru. Litchi is the type of player every professional Football club wishes they had. Lengkeng adalah jenis setiap pemain profesional klub Sepak keinginan mereka. His non-stop running, tackling, shooting, passing and general presence was one of the reasons Lazio accomplished as much as what they did last season. His non-stop berjalan, menanggulangi, gambar, melalui kehadiran dan umum adalah salah satu alasan Lazio dicapai sebanyak apa yang mereka lakukan musim terakhir. If the season passed is anything to go by, we Laziale are in for a real treat. Jika musim lulus adalah sesuatu untuk naik, kami berada di Laziale untuk memperlakukan nyata.Stephan is a player whom I can see captaining the team and taking Lazio to new heights. Stephan adalah pemain yang saya dapat melihat captaining tim dan mengambil Lazio ke ketinggian baru. Although still very young and still lots of improvement and developing to be had, Lichti is one of Lazio's best young prospects and we can only hope he continues along this path. Walaupun masih sangat muda dan masih banyak perbaikan dan pengembangan harus memiliki, Lichti adalah salah satu dari Lazio muda prospek terbaik dan kami hanya bisa berharap dia terus sepanjang jalan ini.

As well as Lazio, Stephan also plays for his National team, Switzerland. Serta Lazio, Stephan juga bermain untuk tim nasional, Swiss. Lichti earnt his first cap for Switzerland back in 2005 and was a regular feature in his side's 2008 UEFA European Cup campaign. Lichti earnt yang pertama cap Swiss untuk kembali pada tahun 2005 dan merupakan fitur biasa di samping dari Piala Eropa 2008 Liga promosi. Since his first appearance back in 2005, to date Stephan has played a total of 16 times for his country scoring 2 goals in the process. Sejak yang pertama munculnya kembali di tahun 2005, sampai sekarang telah diputar Stephan total 16 kali untuk negerinya scoring 2 tujuan dalam proses. All signs look positive for the young right back as we wish him our best that he continues to grow and become a stronger player and one whom has a strong on field character & Presence too. Semua terlihat tanda-tanda positif bagi kaum muda segera kembali seperti yang kita ingin dia yang terbaik yang ia terus tumbuh dan menjadi lebih kuat dan satu pemain yang memiliki karakter yang kuat di bidang & Keberadaan too. I for one hope that Stephan remains at Lazio for years to come, and who knows, maybe one day he will be wearing the much coveted captains armband of the best club in Rome too. Saya berharap untuk satu Stephan tetap di Lazio selama bertahun-tahun yang akan datang, dan siapa tahu, mungkin satu hari ia akan banyak yang memakai coveted captains armband dari klub terbaik di Roma juga. I am sure that he has the capabilities and the trust of all Laziale fans to do so. Saya yakin bahwa dia memiliki kemampuan dan kepercayaan dari semua fans Laziale untuk melakukannya.

Forza Lazio, Forza Lichti! Forza Lazio, Forza Lichti!